11 April 2015

Pengesahan perhentian autisme pusat operasi

Pusat autisme Jakarta administrasi di Cipayung, Jakarta Timur, yang telah ditunjuk untuk menyediakan bantuan gratis untuk keluarga berpenghasilan rendah, tidak menyediakan layanan secara optimal meskipun peluncuran yang hanya setahun yang lalu.

Pihak yang bertanggung jawab atas pusat autism-badan Urusan Sosial Jakarta sebagai wakil dari administrasi kota dan mitra, Autism kesadaran masyarakat Indonesia (Mpati)-mengatakan mereka ragu-ragu untuk mengambil tindakan apapun untuk menyediakan bantuan gratis dan pelatihan untuk keluarga berpenghasilan rendah dengan anak-anak autis seperti yang direncanakan sebagai tidak nota kesepahaman (MoU) telah masuk.

M. Ridwan, Kepala Unit rehabilitasi sosial anak-anak di badan Urusan Sosial Jakarta, baru-baru ini mengatakan bahwa MoU sebagai dasar hukum kerjasama belum ditandatangani meskipun rancangan telah disusun pada bulan Desember tahun lalu.

"Perubahan personil di badan Urusan Sosial disebabkan penandatanganan akan tertunda," katanya.

Kepala Dinas Masrokhan dikonfirmasi melalui pesan teks bahwa pejabat eselon III petugas rotasi yang terjadi tiga bulan lalu, menambahkan bahwa kesepakatan verbal sebelumnya antara agen dan Mpati adalah berlaku sampai MoU ditandatangani.

MoU menyatakan hak-hak dan kewajiban administrasi dan Mpati dalam menjalankan pusat autism hanya gratis di kota.

"Sesuai dengan rencana, awalnya badan menyediakan pekerja sosial diperlukan sebagai tombak program penyebaran kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme, sementara Mpati dengan stafnya yang kompeten untuk menyediakan kami dengan pelatihan," kata Ridwan.

Sayangnya, karena ketidakpastian hukum, Mpati tidak dapat memberikan bantuan yang bebas.

"Sejauh ini, kami, melalui Program ramah Autism Jakarta [JRA], dapat hanya memberikan pelatihan dan menyebarluaskan informasi kepada anggota masyarakat yang secara khusus meminta ini di kantor pusat kami," Mpati wakil kepala Farida Kadarusno kata.

Joko Widodo "Jokowi", kemudian Gubernur DKI Jakarta, menyatakan di 2013 Jakarta menjadi autisme-ramah, Deklarasi yang diikuti dengan pembentukan pusat autism Cipayung, yang dibuka dalam hubungannya dengan hari kesadaran Autism dunia tahun lalu pada bulan April oleh kemudian Deputi Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

Jika MoU dapat ditandatangani tahun ini, organisasi autisme, yang didirikan pada tahun 2004, rencana untuk menyediakan pelatihan dan lokakarya gratis untuk Keluarga dengan anak-anak autistik tahun depan, berharap ini dapat mengurangi penganiayaan dan penanganan anak-anak, kata Farida.

"Tetapi jika tidak, kita takut bahwa program harus ditunda, termasuk program terapi anak-anak," katanya, menambahkan bahwa program terapi tidak dapat dijalankan karena mereka tidak dapat merekrut terapis apapun belum.

Indonesia memiliki tidak ada data yang dapat diandalkan di kasus autism. Data yang dikumpulkan oleh Yayasan Autisma Indonesia memperkirakan bahwa jumlah orang dengan autism berdiri di satu per 500 anak pada tahun 2000, peningkatan dari satu per 5.000 anak 10 tahun sebelumnya.

Mpati mengklaim telah diberi pelatihan dan disebarluaskan informasi kepada orang-orang 4,600 di semua lima kota di Jakarta tahun melalui JPRA.

Gubernur Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan Senin bahwa ia tidak menyadari masalah hukum ini dan bahwa semua hambatan harus telah dilaporkan kepadanya secara langsung.

"Jika aku menyadari [hal], aku bisa ditawarkan mereka bantuan."

Dua kamar untuk kantor pusat autism di belakang sebuah gedung yang dimiliki oleh sebuah panti asuhan, Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, yang tanpa pengawasan. Ada hanya sofa, kursi kantor Meja, serta tumpukan autisme kesadaran brosur dan buku. Papan tulis melekat pada salah satu dinding dengan petunjuk tentang cara untuk menggunakan toilet.

"Saya kira ini ditulis untuk melatih para sukarelawan dari autistic anak-anak," kata Muji, salah satu anggota staf panti asuhan yang disertai The Jakarta Post dalam memeriksa kamar Senin lalu.

Siti, anggota staf administrasi dari panti asuhan milik kota yang terletak di Jl. Bina Marga Cipayung, Jakarta Timur, http://www.tempo.co/read/news/2014/04/03/083567473/Jakarta-Punya-Pusat-Layanan-Autisme-Pertama mengatakan bahwa pusat tidak telah dilakukan kegiatan akhir-akhir ini.

"Itulah kota program dan kami tidak menyadari hal itu. Kami hanya menyediakan kamar-kamar seperti yang diperintahkan oleh administrasi,"katanya.

No comments:

Post a Comment